Dr. Nur Hassan Wirajuda pria ini lahir di Tangerang, Banten, 9 Juli 1948; umur 65 tahun adalah politikus Indonesia yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 25 Januari 2010. Sebelumnya, ia menjabat Menteri Luar Negeri Indonesia sejak tahun 2001 hingga tahun 2009. Dia menjabat dalam dua kabinet, Kabinet Gotong Royong (2001—2004) dan Kabinet Indonesia Bersatu (2004—2009).
Pada saat Mesir diguncang demonstrasi besar-besaran, Januari 2011, ia menerima tugas dari Presiden SBY untuk memimpin Satuan Tugas (Satgas) evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Mesir Penunjukan ini berdasarkan pengalamannya sebagai Duta besar RI di Mesir. Pada saat itu, satgas berhasil memulangkan 2.432 WNI dengan 6 kali kepulangan dengan rincian: 1.414 pria dan 1.018 perempuan. Mayoritas dari mereka adalah mahasiswa dan pelajar
Selain sebagai ketua Satgas evakuasi di Mesir, ia juga ditunjuk oleh Presiden SBY, pada Maret 2011, sebagai ketua Satgas evakuasi di Libya, saat negara tersebut diguncang perang saudara.
Keberhasilan karir Hassan Wirajuda sukses di dalam dan luar negeri. Dia telah membuat diplomasi Indonesia lebih diakui dimata dunia internasional. Hal ini tercermin dari diundangnya Indonesia di forum G-20 dan G-8, dan di ASEAN sendiri Indonesia juga lebih didengarkan. Walaupun dalam berdiplomasi itu Hassan Wirajuda tidak menggunakan cara-cara yang keras, melainkan dengan soft diplomacy, namun demikian beliau masih bisa bernegosiasi dan berdiplomasi dengan caranya yang sangat Indonesia. Yaitu dengan santun dan bisa menempatkan Indonesia sebagai bangsa yang disegani di mata dunia internasional.
Dalam karirnya, alumni Universitas Indonesia itu kerap menyampaikan usulan-usulan kerjasama konkret. Misalnya saat bekerja sama dengan Myanmar. Usulan-usulan kerjasama tersebut antara lain peningkatan kapasitas lembaga-lembaga demokrasi di Myanmar seperti School of Peace, Democracy and Development yang dapat menjadi counterpart dari Insitute for Peace and Democracy , peningkatan kapasitas anggota partai politik Myanmar, peningkatan kapasitas KPU Myanmar serta kerjasama teknis seperti micro credit mechanism dan hydro power cooperation.
Kepribadian Hassan pun disegani para wartawan. Hassan sabar saat melayani pertanyaan wartawan, dan sangat flat dalam memberikan komentar atau statement. Kebijakan dia tidak ada yang membuat susah wartawan, justru menginginkan agar jajarannya dekat dengan media. Jadi meskipun wartawan tidak mendapatkan statement yang keras-keras, tetapi baik Hassan, Jubir Deplu, maupun pejabat Deplu lainnya, selalu menerima wartawan dengan baik dan memberikan tanggapannya, tidak pernah menolak.
Pendidikan yang di tempuh Hassan Wirajuda :
a. 1971 – Fakultas Hukum Universitas Indonesia
b. 1985 – Harvard School of Law, Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat
c. 1987 – Doctor of Juridical Science in International Law, Virginia School of Law, Charlottesville, Virginia, Amerika Serikat
Karier :
a. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Pertahanan, 25 Januari 2010
b. Menteri Luar Negeri RI pada Kabinet Gotong Royong dan Indonesia Bersatu (Agustus 2001–22 Oktober 2009)
c. Dirjen Politik Departemen Luar Negeri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar