Rabu, 15 Januari 2014

Profil Ruyandi Hutasoit




Ruyandi Hutasoit atau dengan nama lengkap dr. Ruyandi Hutasoit, Sp.U, MA (lahir di Bandung, Jawa Barat, 28 Januari 1950; umur 63 tahun) adalah Ketua Umum Partai Damai Sejahtera periode 2001-2009. Ia dipecat oleh Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) Partai Damai Sejahtera pada 24 Desember 2009 karena sejumlah pelanggaran. Penurunan jumlah suara pada Pemilu 2009 adalah salah satu alasan pemecatan dirinya. Akibatnya, partai ini tidak mencapai parliamentary threshold di Dewan Perwakilan Rakyat. Ia juga pernah dilaporkan ke polisi terkait dengan dugaan menggunakan gelar Doktor palsu oleh kader PDS yang lain.

Ruyandi merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. Ayahnya adalah Manixius Hutasoit (alm), yang pernah menjadi Sekjen P & K dan Bapenas, sekaligus salah satu tokoh Parkindo, berasal dari Sumatera Utara. Ibunya adalah Raden Mantria (alm), yang semasa hidupnya dipercaya untuk memimpin beberapa lembaga, antara lain menjadi Ketua Mata Indonesia, Ketua Perwari, Ketua Kowani, Ketua Keluarga erencan Nasional, berasal dari Bandung, Jawa Barat.
Ruyandi menyelesaikan studi kedokteran di UKI pada tahun 1980. Setelah menikah dengan Dra. Ophelia Hutasoit, alumni Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, asal Minahasa, pada tanggal 31 Oktober 198, ia kemudian meneruskan pendidikan pascasarjana dalam bidang urologi di Free Universitas Amsterdam pada tahun 1986-1988. Pada tahun 1996 ia memperoleh gelar Spesialis Urologi (Sp.U) dari Unversitas Indonesia dan Master of Art (MA) bidang Pastoral Konseling dari STT Doulos Jakarta.
Ruyandi mempunyai visi kemanusiaan tinggi dan jauh ke depan, khususnya dalam masalah narkotika. Di Yayasan Doulos, sebuah yayasan Kristen yang dipimpinnya sejak tahun 1984, dibentuk Bidang Perawatan yang menangani kasus penyalahgunaan narkoba dan gangguan jiwa. Untuk jasanya ini, Panitia Penyelenggaraan Penganugerahan Tokoh Peduli Narkoba Nasional, yang diketuai oleh Prof. Dr. A. Mone, disetujui oleh Dr. Sudirman, MA, Sp.Kj, Direktur Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta, menetapkan beliau sebagai salah satu tokoh yang memenuhi kriteria untuk menerima penghargaan Tokoh Peduli Narkotika Nasional 2001.
Demikian juga dalam bidang pendidikan dan peningkatan kesejahteraan, Dr. Ruyandi Hutasoit memimpin Yayasan Bersinar bagi Bangsa, yang peduli terhadap terhadap keterpurukan terhadap kondisi bangsa ini, generasi muda bangsa ini mendapatkan kesempatan untuk dapat terus mencicipi bangku pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga tinggi melalui kerja sama yang ada, yakni POTA (Pelayanan Orang Tua Asuh), yang bekerja sama dengan UNICEF. Saat ini jumlah mereka yang menerima beasiswa dari POTA ada 2.300 siswa. Bekerjasama dengan UKI dalam hal ini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Bersinar bagi Bangsa memberikan beasiswa bagi mereka yang terpanggil untuk dididik menjadi guru dalam bidang studi matimatika, biologi, fisika yang sangat dibutuhkan saat ini. Sementara itu, melalui Bidang Pra Sejahtera, yayasan ini juga membantu kelompok prasejahtera, seperti para tunawisma dan pengamen jalanan, meningkatkan taraf hidup mereka melalui berbagai ketrampilan dan juga menyediakan klinik pengobatan gratis.
Sadar akan arti pentingnya informasi yang benar dan akurat dalam kehidupan sehari-hari, ia menjadi pimpinan Tabloid Jemaat Indonesia, yang setiap minggunya menyuarakan suara-suara kenabian yang ditujukan tidak hanya kepada umat, tetapi juga kepada para pemimpin bangsa ini. Selain itu, berita-berita seputar permasalahan yang dihadapi umat yang seringkali tidak diekspos secara proporsional dan transparan oleh media massa lainnya, dipaparkan secara utuh melalui laporan investigasi langsung atau oleh laporan para koresponden di berbagai daerah.
Kepiawaiannya dalam hal kepemimpinan terbukti dengan kepercayaan yang diberikan untuk duduk sebagai Ketua II dari Persekutuan Injili Indonesia (PII) pada tahun 1988, sebuah lembaga Kristen yang menaungi 86 sinode gereja dan 117 lembaga/yayasan. Periode 1998 – 2002, pada Kongres Nasional VII PII di Bali, Ruyandi, terpilih menjadi Ketua II bidang Yayasan. Juga pada tingkat nasional, kepercayaan diberikan kepadanya sebagai Ketua Jaringan Doa Sekota (JDS), sebuah jaringan terbesar di 113 kota yang ada di Indonesia. JDS merupakan salah satu bidang dalam JDN (Jaringan Doa Nasional) yang dipimpin oleh DR. Iman Santoso. Dalam JDN sendiri, Ruyandi menduduki posisi Sekretaris Umum pada tahun 1999-2001.
Ruyandi juga dipercayai untuk menjadi Ketua Prayer Comittee pada SEACOE (South East Asia Conference on Evangelism) yang bekerjasama dengan Billy Graham Evangelism Association.
Di antara setumpuk tanggung jawab yang ada sebagaimana telah disebutkan di atas, dalam kesehariannya beliau bekerja sebagai ahli bedah urulogi RS UKI, dan juga dosen FK UKI. Di STT Doulos Jakarta, selain sebagai ketua, beliau juga mengajar beberapa mata kuliah, antara lain: okultisme, pemetaan rohani dan keluarga kristen. Ia juga sering diundang sebagai pembicara seminar di berbagai daerah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar