Selasa, 14 Januari 2014

Profil Hamzah Haz


Hamzah Haz
Hamzah Haz adalah salah satu politikus kawakan Indonesia.  Hamzah lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, 15 Februari 1940. Hamzah dikenal sebagai orang yang sederhana. Ia bermukim di Jalan Tegalan 27, Matraman, Jakarta Timur. Hamzah Haz didampingi dua istri, Hj Asmaniah dan Hj Titin Kartini . Dari kedua istrinya, ia dikaruniai 12 anak, yaitu 4 orang anak laki-laki dan 8 orang anak perempuan.
 
Dr. H. Hamzah Haz adalah Tokoh Politik yang Akomodatif yang akhirnya dideklarasikan sebagai Capres berpasang- an dengan Agum Gumelar. Ia yang semula diproyeksikan menjadi Cawapres, akhirnya menjadi Capres untuk menjalankan mandat parpol. Dia mengaku memilih Agum karena menteri perhubungan itu nasionalis 24 karat, untuk mengimbangi unsur Islam yang melekat pada PPP. Duet yang terkesan men- dadak ini, paling terakhir mendaftarkan pencalonan ke KPU, 12 Mei 2004.
Pasangan capres Hamzah Haz dan cawapres Agum Gumelar dari PPP ini tiba di gedung KPU pukul 13.00 didampingi sejumlah fungsionaris pusat parpol berlambang Ka’bah, seperti Ali Marwan Hanan dan Chozin Chumaidy. Setelah pendaftaran, duet Hamzah-Agum dideklarasikan di Stadion Tennis Indoor, Gelora Bung Karno, Jakarta. Duet ini bertekad untuk mewujudkan Indonesia baru yang makmur, adil, sejahtera, dan mandiri.
Hamzah yang sebelumnya disebut-sebut akan menjadi wapres dari Megawati dalam Pemilu 5 Juli 2004, mengakui proses pencalonannya sangat cepat, begitu pula penetapan pasangannya. “Jangankan Anda, saya sendiri pun kaget. Menurutnya, sebenarnya dengan perolehan pemilu legislatif yang tidak sesuai dengan target partai, tidak ada rencana untuk menampilkan capres. Tetapi, katanya, sesuatu terjadi di luar dugaan dan di luar hitungan matematika secara rasional.
Di KPU Hamzah-Agum didaulat untuk memberikan keterangan pers. Wakil Presiden Kabinet Gotong-Royong (Megawati) ini menjanjikan pemerintahannya bersama Agum bakal selaras karena sudah lama bekerja sama dalam Kabinet Gotong Royong. Menurut Hamzah, ia telah bertemu Presiden Megawati di rumah dinas presiden, Jalan Teuku Umar, meminta izin untuk mendaftarkan diri sebagai capres berpasangan dengan Agum. “Dalam pertemuan itu, saya tidak mengajukan pengunduran diri dari kabinet,” ujarnya.
Hamzah, mengakui sangat berat memimpin negara besar seperti Indonesia. Menurutnya, tanpa problem yang serius pun sudah pasti amanah ini sangat berat, apalagi sekarang bangsa ini belum keluar dari krisis multidimensi yang dialami sejak enam tahun lalu.
Namun, katanya, apabila seluruh komponen bangsa bersatu, saling membantu memecahkan persoalan yang ada, beban tersebut akan menjadi ringan. “Dengan izin Allah subhanahu wa taala, tidak ada laut yang tidak dapat dilayari, tidak ada sungai yang tidak dapat diseberangi, tidak ada gunung yang tidak dapat didaki, tidak ada jalan terjal yang tidak dapat dilalui, dan tidak ada masalah yang tidak dapat dipecahkan,” ujar Hamzah.
Hamzah Haz melihat ada dua hal yang kini harus dihadapi bangsa, yaitu krisis ekonomi dan keuangan, serta krisis kepribadian bangsa. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan beberapa kebijakan pembangunan. Pertama, melaksanakan sila Ketuhanan Yang Maha Esa secara konsekuen dan konsisten. Kedua, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi sebagai pilar pembangunan. Ketiga, membangun perekonomian rakyat, petani, dan nelayan dengan menyinergikan kekuatan pengusaha besar dengan pelaku koperasi, pengusaha kecil dan menengah. Memberi nilai ekonomi dan kesejahteraan terhadap pelaksanaan otonomi daerah.
Hadir pada saat pendeklarasian duet Hamzah-Agum itu, antara lain Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa Alwi Shihab, Ketua DPP Partai Bulan Bintang Ahmad Sumargono, Ketua Majelis Syar’i PPP KH Maemun Zubaer, dan Ketua Majelis Pertimbangan Partai PPP Ismail Hasan Metareum. Acara deklarasi itu ditutup dengan doa oleh KH Abdullah Gymnastiar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar