Hamzah Haz adalah salah satu politikus kawakan Indonesia. Hamzah lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, 15 Februari 1940. Hamzah dikenal sebagai orang yang sederhana. Ia bermukim di Jalan Tegalan 27, Matraman, Jakarta Timur. Hamzah Haz didampingi dua istri, Hj Asmaniah dan Hj Titin Kartini . Dari kedua istrinya, ia dikaruniai 12 anak, yaitu 4 orang anak laki-laki dan 8 orang anak perempuan.
Dr. H. Hamzah Haz adalah Tokoh Politik yang Akomodatif yang akhirnya dideklarasikan sebagai Capres berpasang- an dengan Agum Gumelar. Ia yang semula diproyeksikan menjadi Cawapres, akhirnya menjadi Capres untuk menjalankan mandat parpol. Dia mengaku memilih Agum karena menteri perhubungan itu nasionalis 24 karat, untuk mengimbangi unsur Islam yang melekat pada PPP. Duet yang terkesan men- dadak ini, paling terakhir mendaftarkan pencalonan ke KPU, 12 Mei 2004.
Pasangan capres Hamzah Haz dan cawapres Agum
Gumelar dari PPP ini tiba di gedung KPU pukul 13.00 didampingi sejumlah
fungsionaris pusat parpol berlambang Ka’bah, seperti Ali Marwan Hanan
dan Chozin Chumaidy. Setelah pendaftaran, duet Hamzah-Agum
dideklarasikan di Stadion Tennis Indoor, Gelora Bung Karno, Jakarta.
Duet ini bertekad untuk mewujudkan Indonesia baru yang makmur, adil,
sejahtera, dan mandiri.
Hamzah yang sebelumnya
disebut-sebut akan menjadi wapres dari Megawati dalam Pemilu 5 Juli
2004, mengakui proses pencalonannya sangat cepat, begitu pula penetapan
pasangannya. “Jangankan Anda, saya sendiri pun kaget. Menurutnya,
sebenarnya dengan perolehan pemilu legislatif yang tidak sesuai dengan
target partai, tidak ada rencana untuk menampilkan capres. Tetapi,
katanya, sesuatu terjadi di luar dugaan dan di luar hitungan matematika
secara rasional.
Di KPU Hamzah-Agum didaulat untuk memberikan
keterangan pers. Wakil Presiden Kabinet Gotong-Royong (Megawati) ini
menjanjikan pemerintahannya bersama Agum bakal selaras karena sudah lama
bekerja sama dalam Kabinet Gotong Royong. Menurut Hamzah, ia telah
bertemu Presiden Megawati di rumah dinas presiden, Jalan Teuku Umar,
meminta izin untuk mendaftarkan diri sebagai capres berpasangan dengan
Agum. “Dalam pertemuan itu, saya tidak mengajukan pengunduran diri dari
kabinet,” ujarnya.
Hamzah, mengakui sangat berat memimpin negara besar
seperti Indonesia. Menurutnya, tanpa problem yang serius pun sudah
pasti amanah ini sangat berat, apalagi sekarang bangsa ini belum keluar
dari krisis multidimensi yang dialami sejak enam tahun lalu.
Namun, katanya, apabila seluruh komponen bangsa
bersatu, saling membantu memecahkan persoalan yang ada, beban tersebut
akan menjadi ringan. “Dengan izin Allah subhanahu wa taala, tidak ada
laut yang tidak dapat dilayari, tidak ada sungai yang tidak dapat
diseberangi, tidak ada gunung yang tidak dapat didaki, tidak ada jalan
terjal yang tidak dapat dilalui, dan tidak ada masalah yang tidak dapat
dipecahkan,” ujar Hamzah.
Hamzah Haz melihat ada dua hal yang kini harus
dihadapi bangsa, yaitu krisis ekonomi dan keuangan, serta krisis
kepribadian bangsa. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan beberapa
kebijakan pembangunan. Pertama, melaksanakan sila Ketuhanan Yang Maha
Esa secara konsekuen dan konsisten. Kedua, pendidikan, ilmu pengetahuan,
dan teknologi sebagai pilar pembangunan. Ketiga, membangun perekonomian
rakyat, petani, dan nelayan dengan menyinergikan kekuatan pengusaha
besar dengan pelaku koperasi, pengusaha kecil dan menengah. Memberi
nilai ekonomi dan kesejahteraan terhadap pelaksanaan otonomi daerah.
Hadir pada saat pendeklarasian duet Hamzah-Agum
itu, antara lain Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai
Kebangkitan Bangsa Alwi Shihab, Ketua DPP Partai Bulan Bintang Ahmad
Sumargono, Ketua Majelis Syar’i PPP KH Maemun Zubaer, dan Ketua Majelis
Pertimbangan Partai PPP Ismail Hasan Metareum. Acara deklarasi itu
ditutup dengan doa oleh KH Abdullah Gymnastiar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar