Djohan Effendi lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 1 Oktober 1939 adalah menteri sekretariat negara Kabinet Persatuan Nasional era presiden Abdurrahman Wahid.
Sebelumnya ia merupakan Staf Khusus Sekretaris Negara/Penulis Pidato Presiden Soeharto (1978-1995) dan ia telah menulis ratusan pidato untuk Presiden Soeharto. Ia dikenal sebagai sebagai pemikir Islam inklusif yang sangat liberal. Dalam memahami agama, Djohan sampai pada kesimpulan: "pada setiap agama terdapat kebenaran yang bisa diambil." Karena itu, ia sangat prihatin pada segala bentuk pertetangan yang mengatasnamakan agama.
Ia juga dikenal sebagai pembela kelompok Ahmadiyah dan senior di kalangan aktivis liberal. Namanya masuk dalam buku “50 Tokoh Liberal di Indonesia” untuk kategori pionir atau pelopor gerakan liberal bersama dengan Nurcholis Madjid dan Abdurrahman Wahid. Bagi Djohan, Ahmadiyah mempunyai hak yang sama dalam menjalankan keyakinannya di Indonesia.
Karier Djohan sebagai penulis pidato Presiden tamat ketika ia "nekat" mendampingi K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berkunjung ke Israel, 1994. Kunjungan itu ditentang keras oleh sejumlah kelompok Islam. Bahkan, Moerdiono, Sekretaris Negara saat itu, juga ikut menyesalkannya.
Ketika Abdurrahman Wahid menjabat sebagai presiden, ia diangkat sebagai Menteri Sekretaris Negara.
Jumat, 17 Januari 2014
Profil Abdulrahman Saleh
Nama julukan 'Karbol' ini lahir di Jakarta, 1 Juli 1909 beliau adalah Abdulrahman Saleh Bergelar Prof. dr.
SpF, Marsekal Muda Anumerta, Abdulrahman Saleh adalah tokoh Radio
Republik Indonesia, dan juga bapak fisiologi kedokteran Indonesia.
Ia juga dinobatkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden RI No.071/TK/Tahun 1974 pada 9 November 1974.
Putra Mohammad Saleh ini dikenal giat dalam bidang pendidikan. Awalnya ia bersekolah di HIS (Hollandsch Inlandsche School) MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) atau SMP rakyat berbahasa Belanda, kemudian berlanjut ke AMS (Algemene Middelbare School) - setara SMU, dan meneruskan ke STOVIA (School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen). Sebelum lulus dari sini, STOVIA malah dibubarkan.
Akhirnya Abdulrahman Saleh pindah ke sekolah tinggi bidang kesehatan atau kedokteran yang disebut GHS (Geneeskundige Hoge School). Di sana, ia sempat tergabung dalam beberapa organisasi pemuda seperti Jong Java, Kepanduan Bangsa Indonesia, dan Indonesia Muda.
Lulus sekolah kedokteran, Abdulrahman Saleh masih haus akan pengetahuan. Kali ini ia menguasai ilmu faal yang akhirnya dikembangkan di tanah air dan membuatnya ditetapkan sebagai Bapak Ilmu Faal Indonesia oleh Universitas Indonesia pada 5 Desember 1958.
Hobinya dengan radio juga membuatnya terpilih menjadi pemimpin organisasi radio bernama VORO (Vereniging voor Oosterse Radio Omroep). Dari sinilah ia kemudian terus mengembangkan diri dan ikut berperan mendirikan RRI pada 11 September 1945.
Seakan tak pernah puas, Abdulrahman Saleh beralih ke bidang lainnya yakni militer dengan mendaftarkan diri di Angkatan Udara. Atas kegigihannya, ia pun diangkat menjadi Komandan Pangkalan Udara Madiun di 1946, sembari menjadi dosen di Perguruan Tinggi Dokter di Klaten, Jawa Tengah.
Bersama Adisutjipto, Abdulrahman ditugaskan ke India saat agresi pertama Belanda. Dan ketika perjalanan pulang pada 29 Juli 1947, tim ini sempat mampir ke Singapura untuk mengambil bantuan obat-obatan dari Palang Merah Malaya lewat penerbangan Dakota VT-CLA. Sayangnya, pesawat itu lantas ditembak hingga jatuh dan terbakar oleh pesawat P-40 Kitty-Hawk Belanda, sesaat sebelum tiba di Maguwoharjo, Sleman. Peristiwa inilah yang akhirnya dikenal sebagai Hari Bakti TNI AU sejak 1962.
Abdulrahman Saleh kemudian dikebumikan di Kuncen Yogyakarta, yang kemudian dipindahkan ke Kompleks Monumen Perjuangan TNU AU di Bantul, Yogyakarta pada 14 Juli 2000. Namanya lantas diabadikan sebagai Pangkalan TNI AU dan Badara di Malang, dan nama piala bergilir dalam Medical and General Biology Competition.
Riset dan Analisa: Yunita Rachmawati
Ia juga dinobatkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden RI No.071/TK/Tahun 1974 pada 9 November 1974.
Putra Mohammad Saleh ini dikenal giat dalam bidang pendidikan. Awalnya ia bersekolah di HIS (Hollandsch Inlandsche School) MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) atau SMP rakyat berbahasa Belanda, kemudian berlanjut ke AMS (Algemene Middelbare School) - setara SMU, dan meneruskan ke STOVIA (School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen). Sebelum lulus dari sini, STOVIA malah dibubarkan.
Akhirnya Abdulrahman Saleh pindah ke sekolah tinggi bidang kesehatan atau kedokteran yang disebut GHS (Geneeskundige Hoge School). Di sana, ia sempat tergabung dalam beberapa organisasi pemuda seperti Jong Java, Kepanduan Bangsa Indonesia, dan Indonesia Muda.
Lulus sekolah kedokteran, Abdulrahman Saleh masih haus akan pengetahuan. Kali ini ia menguasai ilmu faal yang akhirnya dikembangkan di tanah air dan membuatnya ditetapkan sebagai Bapak Ilmu Faal Indonesia oleh Universitas Indonesia pada 5 Desember 1958.
Hobinya dengan radio juga membuatnya terpilih menjadi pemimpin organisasi radio bernama VORO (Vereniging voor Oosterse Radio Omroep). Dari sinilah ia kemudian terus mengembangkan diri dan ikut berperan mendirikan RRI pada 11 September 1945.
Seakan tak pernah puas, Abdulrahman Saleh beralih ke bidang lainnya yakni militer dengan mendaftarkan diri di Angkatan Udara. Atas kegigihannya, ia pun diangkat menjadi Komandan Pangkalan Udara Madiun di 1946, sembari menjadi dosen di Perguruan Tinggi Dokter di Klaten, Jawa Tengah.
Bersama Adisutjipto, Abdulrahman ditugaskan ke India saat agresi pertama Belanda. Dan ketika perjalanan pulang pada 29 Juli 1947, tim ini sempat mampir ke Singapura untuk mengambil bantuan obat-obatan dari Palang Merah Malaya lewat penerbangan Dakota VT-CLA. Sayangnya, pesawat itu lantas ditembak hingga jatuh dan terbakar oleh pesawat P-40 Kitty-Hawk Belanda, sesaat sebelum tiba di Maguwoharjo, Sleman. Peristiwa inilah yang akhirnya dikenal sebagai Hari Bakti TNI AU sejak 1962.
Abdulrahman Saleh kemudian dikebumikan di Kuncen Yogyakarta, yang kemudian dipindahkan ke Kompleks Monumen Perjuangan TNU AU di Bantul, Yogyakarta pada 14 Juli 2000. Namanya lantas diabadikan sebagai Pangkalan TNI AU dan Badara di Malang, dan nama piala bergilir dalam Medical and General Biology Competition.
Riset dan Analisa: Yunita Rachmawati
PENDIDIKAN
- Sekolah Rakyat HIS MULO
- AMS
- STOVIA
- Sekolah Kedokteran GHS
PENGHARGAAN
- Tokoh Radio Republik Indonesia (RRI)
- Bapak fisiologi kedokteran Indonesia
- Pahlawan nasional Indonesia
Profil Muhammad Jusuf Kalla
JK atau yang dikenal Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942.
Semasa muda, Kalla banyak menghabiskan waktu untuk berorganisasi kepemudaan. Pengalaman berkecimpung dengan organisasi berhasil mengantarkan Kalla untuk menjadi orang kedua di Indonesia pada tahun 2004-2009.
Awal nama Kalla dikenal pada tahun 1968, saat dirinya menjadi CEO NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinan Kalla, perusahaan NV Hadji Kalla berkembang kian pesat. Dari semula hanya sekedar bisnis ekspor-impor menjadi meluas ke bidang perhotelan, konstruksi penjualan kendaraan, kelapa sawit, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, dan telekomunikasi.
Karir politiknya bermula saat dirinya menjabat sebagai ketua Pelajar Islam Indonesia (PII) cabang Sulawesi Selatan pada tahun 1960-1964. Berlanjut menjadi ketua HMI cabang Makassar pada tahun 1965-1966. Tak puas sampai di sana, pada tahun 1967-1969 Kalla menjadi ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanudin dilanjutkan sebagai ketua Dewan Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) pada tahun 1967-1969.
Bakat dagang yang diturunkan oleh sang ayah rupanya tak menguap sia-sia. Sebelum terjun di dunia politik, Kalla sempat menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda). Anak dari pasangan H. Kalla dan Athirrah ini dulunya dikenal sebagai pengusaha muda dari perusahaan milik keluarga bendera Kalla Group.
Pada tahun 1965, setelah pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), Kalla terpilih menjadi ketua Pemuda Sekber Golkar Sulawesi Selatan dan Tenggara (1965-1968). Di tahun yang sama, saat Kalla tengah menyelesaikan tugas akhir, dirinya terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan periode 1965-1968. Karir politik Kalla seketika melesat saat dirinya terpilih menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 1982-1987 mewakili Golkar dan pada tahun 1997-1999 mewakili daerah.
Sebelum terpilih menjadi ketua umum partai Golkar pada tahun 2004, Kalla sempat terpilih menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI di masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid selama enam bulan (1999-2000). Pada masa kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, Kalla kembali diangkat menjadi menteri. Kali ini sebagai Menteri Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia (Menko Kesra), di tengah jalan Kalla mengundurkan diri karena berniat maju mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kemenangan telak membuat pasangan SBY-JK melenggang menuju istana negara untuk disahkan sebagai presiden dan wakil presiden periode 2004-2009. Dengan terpilihnya presiden dan wakil presiden baru tersebut merupakan pasangan hasil pemilihan pertama langsung dari rakyat Indonesia.
Selepas jabatan sebagai wakil presiden pada tahun 2009, suami dari Mufidah Jusuf dan ayah dari lima orang anak serta sembilan cucu ini menjabat sebagai ketua Palang Merah Indonesia periode 2009-2014.
Pada bulan September 2011, Kalla mendapatkan gelar Doctoral Causa keempatnya dari Universitas Hasanudin Makasar bidang perekonomian dan politik. Saat ditanya komentarnya, dirinya berpesan bahwa, jangan pernah memberikan jualan politik yang berisi janji-janji, tetapi bagaimana masyarakat adil dan sejahtera terwujud. Pemimpin yang membina kemakmuran tanpa pemerataan adalah masalah besar. Keadilan boleh susah, tetapi harus susah bersama. Maju dan sejahtera pun harus bersama.
Selain itu, pada Desember 2011 Kalla berhasil mendapatkan penghargaan BudAi (Budaya Akademik Islami) dari Universitas Islam Sultan Agung Semarang dan Penghargaan Tokoh Perdamaian dalam Forum Pemuda Dunia untuk Perdamaian di Maluku, Ambon, 2011.
Penghargaan lain diberikan kepada Kalla yakni penghargaan Dwidjosowojo Award dari Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 pada bulan Januari 2012 dan penghargaan The Most Inspiring Person pada bulan dan tahun yang sama disematkan atas prestasi yang telah diukir. Penghargaan tersebut diberikan oleh Men's Obsession, majalah prestasi dan gaya hidup.
Kini, di tengah kesibukannya sebagai ketua umum Palang Merah Indonesia, Kalla masih menyempatkan waktu untuk bermain dengan cucu-cucu kesayangannya. Dia juga terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) dalam Muktamar VI DMI untuk periode 2012-2017.
Biodata :
Semasa muda, Kalla banyak menghabiskan waktu untuk berorganisasi kepemudaan. Pengalaman berkecimpung dengan organisasi berhasil mengantarkan Kalla untuk menjadi orang kedua di Indonesia pada tahun 2004-2009.
Awal nama Kalla dikenal pada tahun 1968, saat dirinya menjadi CEO NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinan Kalla, perusahaan NV Hadji Kalla berkembang kian pesat. Dari semula hanya sekedar bisnis ekspor-impor menjadi meluas ke bidang perhotelan, konstruksi penjualan kendaraan, kelapa sawit, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, dan telekomunikasi.
Karir politiknya bermula saat dirinya menjabat sebagai ketua Pelajar Islam Indonesia (PII) cabang Sulawesi Selatan pada tahun 1960-1964. Berlanjut menjadi ketua HMI cabang Makassar pada tahun 1965-1966. Tak puas sampai di sana, pada tahun 1967-1969 Kalla menjadi ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanudin dilanjutkan sebagai ketua Dewan Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) pada tahun 1967-1969.
Bakat dagang yang diturunkan oleh sang ayah rupanya tak menguap sia-sia. Sebelum terjun di dunia politik, Kalla sempat menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda). Anak dari pasangan H. Kalla dan Athirrah ini dulunya dikenal sebagai pengusaha muda dari perusahaan milik keluarga bendera Kalla Group.
Pada tahun 1965, setelah pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), Kalla terpilih menjadi ketua Pemuda Sekber Golkar Sulawesi Selatan dan Tenggara (1965-1968). Di tahun yang sama, saat Kalla tengah menyelesaikan tugas akhir, dirinya terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan periode 1965-1968. Karir politik Kalla seketika melesat saat dirinya terpilih menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 1982-1987 mewakili Golkar dan pada tahun 1997-1999 mewakili daerah.
Sebelum terpilih menjadi ketua umum partai Golkar pada tahun 2004, Kalla sempat terpilih menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI di masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid selama enam bulan (1999-2000). Pada masa kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, Kalla kembali diangkat menjadi menteri. Kali ini sebagai Menteri Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia (Menko Kesra), di tengah jalan Kalla mengundurkan diri karena berniat maju mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kemenangan telak membuat pasangan SBY-JK melenggang menuju istana negara untuk disahkan sebagai presiden dan wakil presiden periode 2004-2009. Dengan terpilihnya presiden dan wakil presiden baru tersebut merupakan pasangan hasil pemilihan pertama langsung dari rakyat Indonesia.
Selepas jabatan sebagai wakil presiden pada tahun 2009, suami dari Mufidah Jusuf dan ayah dari lima orang anak serta sembilan cucu ini menjabat sebagai ketua Palang Merah Indonesia periode 2009-2014.
Pada bulan September 2011, Kalla mendapatkan gelar Doctoral Causa keempatnya dari Universitas Hasanudin Makasar bidang perekonomian dan politik. Saat ditanya komentarnya, dirinya berpesan bahwa, jangan pernah memberikan jualan politik yang berisi janji-janji, tetapi bagaimana masyarakat adil dan sejahtera terwujud. Pemimpin yang membina kemakmuran tanpa pemerataan adalah masalah besar. Keadilan boleh susah, tetapi harus susah bersama. Maju dan sejahtera pun harus bersama.
Selain itu, pada Desember 2011 Kalla berhasil mendapatkan penghargaan BudAi (Budaya Akademik Islami) dari Universitas Islam Sultan Agung Semarang dan Penghargaan Tokoh Perdamaian dalam Forum Pemuda Dunia untuk Perdamaian di Maluku, Ambon, 2011.
Penghargaan lain diberikan kepada Kalla yakni penghargaan Dwidjosowojo Award dari Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 pada bulan Januari 2012 dan penghargaan The Most Inspiring Person pada bulan dan tahun yang sama disematkan atas prestasi yang telah diukir. Penghargaan tersebut diberikan oleh Men's Obsession, majalah prestasi dan gaya hidup.
Kini, di tengah kesibukannya sebagai ketua umum Palang Merah Indonesia, Kalla masih menyempatkan waktu untuk bermain dengan cucu-cucu kesayangannya. Dia juga terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) dalam Muktamar VI DMI untuk periode 2012-2017.
PENDIDIKAN
- Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanudin Makasar, 1967.
- The European Institute of Business Administration Fountainebleu, Prancis (1977)
KARIR
- Ketua Umum Palang Merah indonesia, 2009-sekarang
- Wakil Presiden Republik Indonesia, 2004-2009
- Ketua Umum DPP Partai Golkar, 2004-2009
- Anggota Dewan Penasehat ISEI Pusat, 2000–sekarang
- Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2001-2004
- Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia, 1999-2000
- Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia, 1997-2002
- Komisaris Utama PT. Bukaka Singtel International Organisasi, 1995 – 2001
- Direktur Utama PT. Kalla Inti Karsa, 1993-2001
- Ketua IKA-UNHAS, 1992–sekarang
- Komisaris Utama PT. Bukaka Teknik Utama, 1988-2001
- Direktur Utama PT. Bumi Sarana Utama, 1988-2001
- Wakil Ketua ISEI Pusat, 1987-2000
- Ketua Umum KADIN Sulawesi Selatan, 1985–1997
- Ketua Umum ISEI Sulawesi Selatan, 1985-1995
- Anggota MPR-RI, 1982–1999
- Direktur Utama PT. Bumi Karsa, 1969-2001
- CEO NV Hadji Kalla, 1968-2001
- Anggota DPRD Sulawesi Selatan dari Sekber Golkar, 1965-1968
PENGHARGAAN
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Hasanuddin, Makassar
- Doktor HC dibidang perdamaian dari Universitas Syah Kuala Aceh pada 12 September 2011
- Doktor HC dibidang pemikiran ekonomi dan bisnis dari Universitas Brawijaya Malang pada 8 Oktober 2011
- Doktor HC dibidang kepemimpinan dari Universitas Indonesia pada 9 Februari 2013
- Penghargaan BudAi (Budaya Akademik Islami) dari Universitas Islam Sultan Agung Semarang
- Penghargaan Tokoh Perdamaian dalam Forum Pemuda Dunia untuk Perdamaian di Maluku, Ambon, 2011
- Penghargaan Dwidjosowojo Award dari Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera
- The Most Inspiring Person
Nama Lengkap : Muhammad Jusuf Kalla
Panggilan : Jusuf Kalla | JK
Agama : Islam
Tempat Lahir : Watampone, Sulawesi Utara
Tanggal Lahir :15 Mei 1942
Istri : Hj. Mufidah Jusuf
Anak : Muchlisa Jusuf, Muswirah Jusuf, Imelda Jusuf, Solichin Jusuf, Chaerani Jusuf
Panggilan : Jusuf Kalla | JK
Agama : Islam
Tempat Lahir : Watampone, Sulawesi Utara
Tanggal Lahir :15 Mei 1942
Istri : Hj. Mufidah Jusuf
Anak : Muchlisa Jusuf, Muswirah Jusuf, Imelda Jusuf, Solichin Jusuf, Chaerani Jusuf
Profil Muhammad Nuh
Muhammad Nuh adalah Menteri Pendidikan Nasional Indonesia sejak 2009. Sebelumnya dia menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. Nuh lahir di Surabaya 17 Juni 1959. Anak ketiga dari 10 bersaudara dari keluarga petani, ini adalah lulusan S1 Teknik Elektro ITS pada 1983.
Gelar S2 dan S3 diraihnya dari Universite Science et Technique du Languedoc Montpellier Prancis. Dia juga telah dianugerahi gelar guru besar bidang ilmu digital system, 2004. Suami dari seorang dokter gigi Laily Rachmawati ini pernah menjabat rektor ITS pada periode 2003-2007.
Suatu saat Nuh ditelepon oleh staf Presiden SBY pada 5 Mei 2007 dan memintanya untuk menemui Presiden di Puri Cikeas, Bogor. Saat dipanggil itu, Nuh tidak merasa terkejut. Dia sudah menduga bakal dipercaya masuk kabinet. Apalagi setelah berbincang dengan Presiden di Cikeas itu, membahas seputar perkembangan informasi dan teknologi.
Nuh adalah Ketua Yayasan Pendidikan Al Islah Surabaya sudah yakin bahwa pos yang akan dipercayakan kepadanya adalah Menkominfo. Ketika dipanggil di kediaman Presiden, Cikeas dia diminta untuk memantau perkembangan informasi dan komunikasi. Kendati diminta konsentrasi di bidang teknologi informasi, Nuh mengaku tidak akan mengabaikan bidang lain seperti masalah penyiaran dan pers.
Muhammad Noeh mengatakan akan merencanakan suatu sistem yang terintegrasi antardepartemen, sehingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih mudah memantau kinerja tiap departemen. Setelah mendengar pengumuman reshuffle kabinet yang disampaikan langsung Presiden SBY, Senin 7 Mei 2007.
Nuh mengatakan akan segera mempelajari portofolio Departemen Komunikasi dan Informatika serta meneruskan rencana jangka pendek maupun jangka panjang departemen tersebut. Nuh mengaku tidak akan mengubah banyak apa yang sudah berjalan saat ini. Namun, ia berkeinginan menyatukan semua informasi dari tiap departemen dengan konsep information bridge.
Kepercayaan Presiden SBY kepada Nuh sangatlah besar dalam menyukseskan program kerjanya. Pada kabinet berikutnya, SBY mempercayakan ia untuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Hal itu dipengaruhi oleh kariernya di bidang akademik saat berada di ITS sebagai rektor di sana.
PENDIDIKAN
- 1990: S3 Jurusan Signaux et System, Universite Science et Technique du Languedoc Montpellier Prancis..
- 1987: S2 Jurusan Signaux et System, Universite Science et Technique du Languedoc Montpellier Prancis.
- 1983: Fakultas Teknik Elektro ITS.
KARIR
- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2009-2014).
- Menteri Komunikasi dan Informasi,
- Rektor ITS, 2003-2006.
- Guru Besar ITS, 2004.
- Direktur Politeknik Negeri Surabaya ITS, 1997-2003.
- Ketua Jurusan Teknik Elekronika, Politeknik Negeri Surabaya ITS, 1992-1993.
Profil Marzuki Alie
Seorang politisi asal partai Demokrat ini ialah H. Marzuki Alie, SE, MM lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 6 November 1955 . ia menjabat sebagai Ketua DPR-RI periode 2009-2014. Sebelumnya, ia
juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal di partai Demokrat yang
dipelopori oleh Susilo Bambang Yudhoyono.
Marzuki kecil tumbuh di lingkungan keluarga yang agamis dan religius. Hal ini membuat ia tumbuh menjadi pribadi yang taat untuk menegakkan kebenaran. Dengan modal ini, ia menjalani hidup dalam karir sosial dan politiknya. Apabila dibandingkan dengan politisi yang lain, pengalaman politik Marzuki Alie memang belum seberapa lama namun karena sosoknya yang hangat dan bersahabat, ia yakin masyarakat akan mengenalnya lebih jauh apalagi dengan kiprahnya di Partai Demokrat.
Ia pernah menyebutkan bahwa hidupnya dibiarkan mengalir begitu saja termasuk dalam karii berpolitik. Ia tidak ingin terlalu ambisius, bertindak yang tidak sesuai kemampuan. Malah ia menerima segala amanah dengan segala tanggung jawab , kerja keras dan profesionalitas.
Saat ia dikalahkan oleh Anas Urbaningrum dalam pemilihan ketua umum partai Demokrat, ia pun juga tidak merasa kecewa. Bahkan ia tetap bertekad akan mengabdikan diri membangun dan berkembang bersama Partai Demokrat yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum masuk ke dunia politik, Marzuki berkarir sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Keuangan. Tidak siap dengan pola kerja PNS, Marzuki lompat profesi menjadi karyawan BUMN, yang pada akhirnya ia dipercaya mengelola PT Semen Baturaja (Persero), sebagai Direktur Komersial, di tengah krisis perusahaan yang dinyatakan bangkrut oleh Konsultan yang ditunjuk oleh Kementerian Negara BUMN, sebagai dampak krisis moneter 1998.
Kini sebagai ketua DPR-RI, ia bertindak tegas dan terbuka untuk menerima kritik masyarakat karena memang pada dasarnya DPR adalah rumah suara rakyat. Marzuki Alie terus menjaga wibawa institusi yang memiliki fungsi legislatif ini secara baik.
Dalam perjalanan karir politiknya, ia pernah digugat oleh mahasiswa Universitas Indonesia karena Marzuki Alie dianggap melontarkan ucapan yang melawan hukum. David Tobing, salah seorang mahasiswa program doktor UI, menuntut Marzuki Alie untuk memohon maaf melalui semua media massa atas ucapannya yang mengatakan bahwa koruptor di Indonesia kebanyakan merupakan lulusan perguruan tinggi terkemuka.
Peran menyelamatkan BUMN dari Akuisisi Asing
Marzuki Alie mengatakan kepada Peter Gontha dari Berita Satu bahwa sebagai Kepala Departemen merangkap Kepala Non Teknik Proyek OPT II, Marzukie menolak hasil kajian perusahaan konsultan Boston Consulting Group tahun 1999 yang ditunjuk oleh Kementerian Negara BUMN di bawah pimpinan Laksamana Sukardi. Mereka menyatakan PT Semen Baturaja negative value alias bangkrut. Menurut Marzuki, PT Semen Baturaja direncanakan akan diakuisisi oleh Cemex Mexico melalui right issue PT.Semen Gresik Tbk.
Marzukie mendapat promosi, diangkat sebagai direktur pada tahun 1999. Dia ikut menyelesaikan pembangunan pabrik yang terbengkalai dan melakukan restrukturisasi kredit bermasalah PT Semen Baturaja di BPPN, senilai Rp.488 milyar, melalui cash settlement tahun 2000. Dia sekaligus menyelamatkan PT Semen Baturaja dari kebangkrutan tanpa bantuan pemerintah akibat krisis moneter 1997-2000. Nilai assets hasil penilaian dari “Independent Appraisal Company” tahun 2001 menjadi sebesar Rp 1,2 trilyun dari negative value penilaian Boston Consulting Group tahun 1999.
Marzuki diangkat sebagai Direktur Utama PT. Semen Baturaja (Persero) pada November 2001, namun tidak pernah dieksekusi dan justru digantikan karyawan Departemen ESDM eselon III melalui intervensi seorang politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Januari 2002. Marzuki menolak menyebut nama politikus tsb. Dia hanya bilang politikus dari "partainya Pak Laks." Intervensi ini mendorong Marzuki masuk ke dunia politik. Dia bergabung dengan Partai Demokrat.
Riwayat Pekerjaan
Komisaris Utama Group usaha PT.Global Perkasa Investindo 2006 –2009
Direktur Komersiil PT.Semen Baturaja (Persero) Palembang 1999 - 2006
PT.Semen Baturaja (Persero) Palembang, Baturaja, Lampung,Jakarta
Pegawai Negeri Sipil di KPN, Departemen Keuangan RI Palembang 1979 – 1980
Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Aanggaran, Dep.Keuangan RI Jakarta 1975 – 1979
Marzuki kecil tumbuh di lingkungan keluarga yang agamis dan religius. Hal ini membuat ia tumbuh menjadi pribadi yang taat untuk menegakkan kebenaran. Dengan modal ini, ia menjalani hidup dalam karir sosial dan politiknya. Apabila dibandingkan dengan politisi yang lain, pengalaman politik Marzuki Alie memang belum seberapa lama namun karena sosoknya yang hangat dan bersahabat, ia yakin masyarakat akan mengenalnya lebih jauh apalagi dengan kiprahnya di Partai Demokrat.
Ia pernah menyebutkan bahwa hidupnya dibiarkan mengalir begitu saja termasuk dalam karii berpolitik. Ia tidak ingin terlalu ambisius, bertindak yang tidak sesuai kemampuan. Malah ia menerima segala amanah dengan segala tanggung jawab , kerja keras dan profesionalitas.
Saat ia dikalahkan oleh Anas Urbaningrum dalam pemilihan ketua umum partai Demokrat, ia pun juga tidak merasa kecewa. Bahkan ia tetap bertekad akan mengabdikan diri membangun dan berkembang bersama Partai Demokrat yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum masuk ke dunia politik, Marzuki berkarir sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Keuangan. Tidak siap dengan pola kerja PNS, Marzuki lompat profesi menjadi karyawan BUMN, yang pada akhirnya ia dipercaya mengelola PT Semen Baturaja (Persero), sebagai Direktur Komersial, di tengah krisis perusahaan yang dinyatakan bangkrut oleh Konsultan yang ditunjuk oleh Kementerian Negara BUMN, sebagai dampak krisis moneter 1998.
Kini sebagai ketua DPR-RI, ia bertindak tegas dan terbuka untuk menerima kritik masyarakat karena memang pada dasarnya DPR adalah rumah suara rakyat. Marzuki Alie terus menjaga wibawa institusi yang memiliki fungsi legislatif ini secara baik.
Dalam perjalanan karir politiknya, ia pernah digugat oleh mahasiswa Universitas Indonesia karena Marzuki Alie dianggap melontarkan ucapan yang melawan hukum. David Tobing, salah seorang mahasiswa program doktor UI, menuntut Marzuki Alie untuk memohon maaf melalui semua media massa atas ucapannya yang mengatakan bahwa koruptor di Indonesia kebanyakan merupakan lulusan perguruan tinggi terkemuka.
Peran menyelamatkan BUMN dari Akuisisi Asing
Marzuki Alie mengatakan kepada Peter Gontha dari Berita Satu bahwa sebagai Kepala Departemen merangkap Kepala Non Teknik Proyek OPT II, Marzukie menolak hasil kajian perusahaan konsultan Boston Consulting Group tahun 1999 yang ditunjuk oleh Kementerian Negara BUMN di bawah pimpinan Laksamana Sukardi. Mereka menyatakan PT Semen Baturaja negative value alias bangkrut. Menurut Marzuki, PT Semen Baturaja direncanakan akan diakuisisi oleh Cemex Mexico melalui right issue PT.Semen Gresik Tbk.
Marzukie mendapat promosi, diangkat sebagai direktur pada tahun 1999. Dia ikut menyelesaikan pembangunan pabrik yang terbengkalai dan melakukan restrukturisasi kredit bermasalah PT Semen Baturaja di BPPN, senilai Rp.488 milyar, melalui cash settlement tahun 2000. Dia sekaligus menyelamatkan PT Semen Baturaja dari kebangkrutan tanpa bantuan pemerintah akibat krisis moneter 1997-2000. Nilai assets hasil penilaian dari “Independent Appraisal Company” tahun 2001 menjadi sebesar Rp 1,2 trilyun dari negative value penilaian Boston Consulting Group tahun 1999.
Marzuki diangkat sebagai Direktur Utama PT. Semen Baturaja (Persero) pada November 2001, namun tidak pernah dieksekusi dan justru digantikan karyawan Departemen ESDM eselon III melalui intervensi seorang politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Januari 2002. Marzuki menolak menyebut nama politikus tsb. Dia hanya bilang politikus dari "partainya Pak Laks." Intervensi ini mendorong Marzuki masuk ke dunia politik. Dia bergabung dengan Partai Demokrat.
Riwayat Pekerjaan
Komisaris Utama Group usaha PT.Global Perkasa Investindo 2006 –2009
Direktur Komersiil PT.Semen Baturaja (Persero) Palembang 1999 - 2006
PT.Semen Baturaja (Persero) Palembang, Baturaja, Lampung,Jakarta
Pegawai Negeri Sipil di KPN, Departemen Keuangan RI Palembang 1979 – 1980
Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Aanggaran, Dep.Keuangan RI Jakarta 1975 – 1979
PENDIDIKAN
- Marketing Politic – PhD Program, Universiti Utara Malaysia.
- Corporate Finance – Magister Manajemen UNSRI, Palembang.
- Production Management – Fakultas Ekonomi UNSRI, Palembang.
- SMA Xaverius I Palembang, jurusan IPA.
- SMP Negeri IV Palembang.
- SD Negeri 36 Palembang.
KARIR
- Komisaris Utama Group usaha PT.Global Perkasa Investindo 2006 –2009.
- Direktur Komersiil PT.Semen Baturaja (Persero) Palembang 1999 - 2006.
- PT.Semen Baturaja (Persero) Palembang, Baturaja, Lampung,Jakarta.
- Pegawai Negeri Sipil di KPN, Departemen Keuangan RI Palembang 1979 – 1980.
- Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Aanggaran, Dep.Keuangan RI Jakarta 1975 – 1979
PENGHARGAAN
- Penghargaan sebagai Knight Commander in order of St. Michael and St. George
dari Queen Elizabeth II pada taMarzuki Alie adalah seorang politisi
asal partai Demokrat. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua DPR-RI periode
2009-2014. Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris
Jenderal di partai Demokrat yang dipelopori oleh Susilo Bambang
Yudhoyono.
Marzuki kecil tumbuh di lingkungan keluarga yang agamis dan religius. Hal ini membuat ia tumbuh menjadi pribadi yang taat untuk menegakkan kebenaran. Dengan modal ini, ia menjalani hidup dalam karir sosial dan politiknya. Apabila dibandingkan dengan politisi yang lain, pengalaman politik Marzuki Alie memang belum seberapa lama namun karena sosoknya yang hangat dan bersahabat, ia yakin masyarakat akan mengenalnya lebih jauh apalagi dengan kiprahnya di Partai Demokrat.
Ia pernah menyebutkan bahwa hidupnya dibiarkan mengalir begitu saja termasuk dalam karii berpolitik. Ia tidak ingin terlalu ambisius, bertindak yang tidak sesuai kemampuan. Malah ia menerima segala amanah dengan segala tanggung jawab , kerja keras dan profesionalitas.
Sebelum masuk ke dunia politik, Marzuki berkarir sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Keuangan. Tidak siap dengan pola kerja PNS, Marzuki lompat profesi menjadi karyawan BUMN, yang pada akhirnya ia dipercaya mengelola PT Semen Baturaja (Persero), sebagai Direktur Komersial, di tengah krisis perusahaan yang dinyatakan bangkrut oleh Konsultan yang ditunjuk oleh Kementerian Negara BUMN, sebagai dampak krisis moneter 1998.
Saat ia dikalahkan oleh Anas Urbaningrum dalam pemilihan ketua umum partai Demokrat, ia pun juga tidak merasa kecewa. Bahkan ia tetap bertekad akan mengabdikan diri membangun dan berkembang bersama Partai Demokrat yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam karirnya sebagai ketua DPR-RI, ia bertindak tegas dan terbuka untuk menerima kritik masyarakat karena memang pada dasarnya DPR adalah rumah suara rakyat. Marzuki Alie terus menjaga wibawa institusi yang memiliki fungsi legislatif ini secara baik.
Dalam perjalanan karir politiknya, ia pernah digugat oleh mahasiswa Universitas Indonesia karena Marzuki Alie dianggap melontarkan ucapan yang melawan hukum. David Tobing, salah seorang mahasiswa program doktor UI, menuntut Marzuki Alie untuk memohon maaf melalui semua media massa atas ucapannya yang mengatakan bahwa koruptor di Indonesia kebanyakan merupakan lulusan perguruan tinggi terkemuka.
Riset dan analisa oleh Pilar Asa Susilahun 2012 - Penghargaan Certified Professional Management Accountingitu (CPMA) dari Institut Akuntan Management Indonesia pada tahun 2012
- Pernghargaan tokoh inspiratif dari Harian Radar Palembang pada tahun 2011
- Anugerah Senanatha Award untuk katagori pejabat publik pada tahun 2011
- Penghargaan Kesetiaan Kerja 25 Tahun Dir PTSB pada tahun 2005
- Penghargaan SBY-JK terpilih sebagai Presiden - Wakil Presiden pada tahun 2004
- Lulus predikat Terbaik "Index Prestasi 4" Program MM UNSRI pada tahun 2001
- Penghargaan Kesetiaan Kerja 20 Tahun Dir PTSB pada tahun 2000
- Penghargaan untuk Pendirian Federasi Serikat Pekerja BUMN - FSP-BUMN pada tahun 1999
- Penghargaan Kesetiaan Kerja 10 Tahun DJ IKD Dep.Perindustrian pada tahun 1990
- Tim Juri Konvensi TQC, Direksi PT.Semen Baturaja pada tahun 1987
- Peserta Terbaik Penataran Pengawasan Keuangan Negara BPLK Depkeu RI pada tahun 1978
Profil Burhanuddin Harahap
Burhanuddin Harahap lahir di Medan, Sumatera Utara 1917 - Jakarta adalah Perdana Menteri Indonesia ke-9 yang bersama Kabinet Burhanuddin Harahap memerintah antara 12 Agustus 1955 sampai 24 Maret 1956. Pada masa jabatannya menjadi Perdana Menteri tahun 1955 dilaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia yang pertama kali sejak masa kemerdekaan. Pemilu ini juga merupakan satu-satunya Pemilu yang pernah dilaksanakan pada masa Pemerintahan Presiden Soekarno.
Burhanuddin menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dia bergabung dengan Partai Masyumi pada tahun 1946 dan kemudian diangkat menjadi Ketua Fraksi Masyumi di DPRS RI.
Ia meninggal di RS Jantung Harapan Kita dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta.
Burhanuddin menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dia bergabung dengan Partai Masyumi pada tahun 1946 dan kemudian diangkat menjadi Ketua Fraksi Masyumi di DPRS RI.
Ia meninggal di RS Jantung Harapan Kita dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta.
Profil Bachtiar Chamsyah
Ia adalah Menteri Sosial pada periode 22 Oktober 2004 - 20 Oktober 2009 lahir di Kota Sigli, Pidie, Aceh, 31 Desember 1945 . Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi, Universitas Medan Area pada tahun 1997 dan pernah menjabat Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Persatuan Pembangunan. Kedua orang tua Bachtiar berasal dari Bayur, Maninjau, Sumatera Barat yang merantau ke Aceh. Di aktivitas sosial, ia pernah aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia).
Tim penyidik KPK telah menetapkannya sebagai tersangka dugaan korupsi pengadaan mesin jahit dan impor sapi di Departemen Sosial (kini Kementrian Sosial). Sebab itu walaupun ia sudah tidak duduk dalam kabinet, Bachtiar tetap rajin mendatangi gedung KPK. Penetapan statusnya sebagai tersangka dikeluarkan KPK sejak pertengahan Januari 2010. Dari hasil penyidikan, dia disangka dengan pasal berlapis, yakni pasal 2 (1), pasal 3, dan pasal 11 Undang-undang No 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Tiga pasal tersebut mengatur penyalahgunaan kewenangan, memperkaya orang lain, dan penerimaan hadiah oleh penyelenggara negara.
Kasus yang menimpa Bachtiar berawal dari proyek pengadaan sekitar 6.000 unit mesin jahit semasa dia menjadi menteri pada 2004. Proyek ini terkait program pengentasan kemiskinan senilai Rp 51 miliar. Dalam pengadaan mesin jahit, Departemen Sosial bekerja sama dengan PT Ladang Sutera Indonesia (Lasindo). Dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan terungkap, penerima bantuan tidak tepat sasaran. Penerima bantuan antara lain adalah para pemilik usaha konveksi di Jawa Timur dan Sumatera Utara. Padahal, seharusnya mesin jahit itu untuk membantu masyarakat miskin.
Setelah proyek mesin jahit, Departemen Sosial kembali membuka proyek pengadaan impor sapi pada 2006. Tim penyidik menemukan indikasi kerugian negara Rp 3,6 miliar dari nilai proyek senilai total Rp 19 miliar. Menurut juru bicara KPK Johan Budi SP, proyek pengadaan mesin jahit dan impor sapi melibatkan sejumlah rekanan melalui penunjukan langsung. Dengan demikian, Bachtiar diduga terlibat kasus korupsi pengadaan sapi impor asal Australia dan Mesin Jahit dalam proyek pengentasan Fakir Miskin Departemen Sosial periode 2004-2006 dengan kerugian keuangan negara mencapai RP 28,1 M . Namun Bachtiar membantah hal tersebut.
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menyatakan Bachtiar Chamsyah terbukti melakukan tindak pidana korupsi penyalahgunaan wewenang pengadaan jahit, sapi impor, dan kain sarung yang merugikan negara hingga Rp 33,7 miliar.
Bachtiar diganjar hukuman selama 20 bulan penjara dan denda sebesar Rp 50 juta. Putusan tersebut juga telah diperkuat dengan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta sekitar pertengahan tahun lalu. Putusan hakim berlaku sejak Maret 2011, namun Bachtiar sudah ditahan sejak Agustus 2010 lalu.
Oleh: Ratri Adityarani
PENDIDIKAN
- SD Negeri Kutacane (1957)
- SMP Negeri Medan (1961)
- SMA Negeri Maninjau (1964)
- AAN Negeri Medan (1966 - 1970)
- Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Nommensen, Tingkat V (tidak lulus)
- Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Medan Area (1997)
KARIR
- Pegawai Honorer Pemda Kodya Medan (1974 - 1981)
- Guru (swasta) Perguruan Amir Hamzah Medan (1978 - 1980)
- Anggota DPRD Tk. I Sumatera Utara (1982 - 1987)
- Wakil Pimpinan Umum Media Mingguan Demi Masa, Medan (1987 - 1992)
- Anggota DPR RI (Wakil Sekretaris FPPP) (1992 - 1997)
- Anggota DPR RI (Sekretaris FPPP DPR) (1997 - 1999)
- Anggota DPR RI (1999 - 2004)
- Ketua Komisi V DPR RI (1999 - 2001)
- Ketua Pansus Bulog Gate (2000)
- Menteri Sosial pada Kabinet Gotong Royong
- Menteri Sosial pada periode 2004 - 2009
PENGHARGAAN
Satya Lencana Pembangunan Bidang Koperasi (2000)
Biodata :
Biodata :
Nama Lengkap : Bachtiar Chamsyah
Agama : Islam
Tempat Lahir : Sigi, Pidie, Aceh
Tanggal Lahir : 31 Desember 1945
Istri : Rosidah Hanum
Agama : Islam
Tempat Lahir : Sigi, Pidie, Aceh
Tanggal Lahir : 31 Desember 1945
Istri : Rosidah Hanum
Profil Bambang Sudibyo
Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA lahir di Temanggung, Jawa Tengah, 8 Oktober 1952 adalah seorang politikus, ekonom, dan akademisi Indonesia.Ia merupakan alumnus Universitas Gadjah Mada Ia adalah Menteri Keuangan pada Kabinet Persatuan Nasional dan Menteri Pendidikan pada Kabinet Indonesia Bersatu. Ia berasal dari Partai Amanat Nasional.
Mengajar di UGM :
-
Sl Akuntansi (Asistensi Akuntansi Biaya 1975-1977, Akuntansi Biaya 1978-1979, 1996, Analisis Laporan Keuangan 1978-1979, Auditing 1980, Teori Akuntansi 1985-1994, 2002-2003, Serninar Akuntansi 1994-1999,2001, dan Etika Bisnis 2001-2002.
-
MSi Akuntansi (Metodologi Penelitian 1985-1999,2001-2003)
-
MSi Manajemen (Metodologi Penelitian 1992-1993)
-
Magister Manajemen (Sistem Pengendalian Manajemen 1998-1999, Lingkungan Bisnis 1994-1999,2001, Kepribadian Manajerial 1994-1999, dan Etika Bisnis 2001-2003).
-
S3 Akuntansi (Riset Akuntansi Manajemen 1997-1999, Filsafat Ilmu 1998-1999, 2002, Independent Study 1998-1999, dan Riset Akuntansi Keperilakuan 1997-1998)
Karier
- Karier Politik Pendiri Partai Amanat Nasional (1989)
- Karier Politik Bendahara PP Muhammadiyah (2000)
- Karier Politik Anggota Majlis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah (1994)
- Karier Politik Anggota Majlis Tarjih PP Muhammadiyah (1994)
- Karier Kerja Menteri Keuangan pada Kabinet Persatuan Nasional (0)
- Karier Kerja Menteri Pendidikan pada Kabinet Indonesia Bersatu (0)
- Karier Kerja Guru Besar Universitas Gadjah Mada (0)
- Karier Kerja Anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) (1977)
- Karier Kerja Ketua Dewan Ekonomi (1998)
- Karier Kerja Pengajar Riset Akuntansi Manajemen pada program Pascasarjana UGM (1997)
- Karier Kerja Pendiri Program MM UGM pada tahun 1988, dan kemudian menjabat sebagai Pengelola Keuangan (1988)
- Karier Kerja Wakil Direktur dan Pengelola Akademik (1989)
- Karier Kerja Direktur dan Pengelola Akademik Program MM UGM (1993)
- Karier Kerja Wakil ketua dewan komisaris Pertamina (0)
- Karier Kerja Anggota Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK) (0)
- Karier Kerja Anggota MPR RI Fraksi Utusan Golongan (2001)
- Karier Kerja Pendiri ICM (1990)
- Karier Kerja Ketua Bidang Ekonomi Sumberdaya dalam ICMI (1990)
- Karier Kerja Anggota Dewan Pakar dalam ICMI (1995)
- Karier Kerja Pendiri Majlis Amanat Rakyat (MAR) (1998)
- Karier Kerja Asisten Ahli Madya, Gol. III/a (1978)
- Karier Kerja Asisten Ahli, Gol. III/b (1981)
- Karier Kerja Lektor Muda, Gol. III/c (1985)
- Karier Kerja Lektor Madya Gol. III/d (1987)
- Karier Kerja Lektor Kepala Madya, Gol. IV/a (1994)
- Karier Kerja Lektor Kepala Madya, Gol. IV/b (1996)
- Karier Kerja Guru Besar Madya, Gol. IV/b (2000)
- Karier Kerja Guru Besar (Profesor), Gol. IV/c (2001)
- Karier Kerja Pengurus PAU Ekonomi UGM (1988)
- Karier Kerja Anggota Komite Kebijakan Sektor Keuangan (1999)
- Karier Kerja Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (2000)
- Karier Kerja Anggota Tim Restrukturisasi PLN (1999)
- Karier Kerja Anggota Tim Penasehat Khusus Presiden (1999)
- Karier Kerja Komisaris PTPN X (1998)
- Karier Kerja Anggota Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (1977)
- Karier Kerja Chairman, ASEAN Graduate Business and Economics Programs Network (AGBEP Network) (1999)
- Karier Kerja Anggota Konsorsium Ilmu Ekonomi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (1989)
- Karier Kerja Koordinator Akademik Proyek Pengembangan Pendidikan Akuntansi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1989)
- Karier Kerja Ketua Panitia Ahli Persamaan Ijazah Akuntan (2002)
- Karier Kerja Koordinator Akademik Ujian Negara Akuntan (UNA) (1989)
- Karier Kerja Anggota Dewan Penyantun STIE Yogyakarta (1994)
- Karier Kerja Associate Member, American Accounting Association (1981)
- Karier Kerja Bekerja di bidang konsultasi manajemen dan akuntansi publik di Kantor Akuntan Hadori & Co, (1975)
Langganan:
Postingan (Atom)